PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI
Maret 02, 2016
Banyak diantara kita mengalami kesusahan untuk menjabarkan materi ini. Bahkan tak jarang dalam pertemuan guru (MGMP) misalnya membahas satu soal mengenai konsep, pendekatan dan prinsip mereka selalu berbeda pendapat. Begitu pula dengan yang saya alami,, kadang saya bingung menjawab soal UN SMA, jawaban saya tidak ada dalam multipel choice nya atau kadang ternyata jawaban saya salah jika dicocokan dengan jawaban guru lain. Lalu jawaban mana yang benar?
Maka dari itu, sedikit saya kutip beberapa sumber dari guru-guru besar geografi kita mengenai penjelasan materi ini, khususnya untuk materi konsep, pendekatan dan prinsip.
Untuk teman-teman guru, mahasiswa, ataupun temen yang lain yang memiliki pengetahuan lebih mendalam mohon sharing na,, disini saya juga masih belajar..Berikut penjabaran nya.
A.
KONSEP ESENSIAL GEOGRAFI
Banyak ahli
telah merumuskan konsep dari ilmu geografi sendiri. Akan tetapi SEMLOK atau
Seminar Lokakarya di Semarang tahun 1989 merumuskan 10 konsep esensial
geografi.
1.
Lokasi
Konsep lokasi merupakan ciri khas dari geografi dimana konsep ini
selalu menjawab pertanyaan “Where” atau “Dimana”. Dalam konsep lokasi sendiri
terbagi menjadi dua yaitu:
a.
Lokasi absolute
Dikatakan sebagai lokasi absolute karena jawaban dari pertanyaan
dari pertanyaan “dimana” akan selalu sama kapan pun pertanyaan itu diajukan. Oleh
karena itu lokasi absolute selalu dikaitkan dengan garis astronomis lintang dan
bujur maupun azimuth arah mata angin.
b.
Lokasi relatif
Lokasi yang selalu berubah-ubah bergantung pada kondisi daerah
disekitar. Letak relatif juga berkaitan dengan letak administrasi, keadaan
politik, keadaan ekonomi, dan kestrategisan suatu daerah. Karena lokasi
tersebut bisa berubah sewaktu-waktu.
2.
Jarak
Konsep jarak sangat erat kaitannya dengan lokasi dan upaya
pemenuhan kebutuhan/ keperluan pokok kehidupan, pengangkutan barang-barang dan
penumpang. Seperti halnya lokasi konsep jarak pun terbagi menjadi dua yaitu:
a.
Jarak absolute
Jarak absolute dinyatakan dalam ukuran jarak lurus dari suatu titik
ke titik lain dalam sebuah peta dikalikan dengan skala. Pada umumnya satuan
jarak absolute dinyatakan dalam satuan panjang seperti kilometer, meter, miles
dan lain sebagainya.
b.
Jarak relatif
Jarak relatif dinyatakan dalam jarak tempuh suatu tempat dengan
tempat lain baik berkaitan waktu tempuh maupun satuan biaya yang diperlukan
untuk mencapai tempat tersebut.
3.
Keterjangkauan
Konsep keterjangkauan tidak selalu berkaitan dengan jarak, tetapi
lebih berkaitan dengan kondisi medan atau ada tidaknya sarana transportasi
maupun sarana telekomunikasi yang dapat dipakai. Kondisi medan yang dimaksud
tidak melulu mengenai kondisi fisik daerah (gunung, hutan, terpenci) melainkan
kondisi sosial dan budaya masyarakat tersebut (adat istiadat).
4.
Pola
Konsep pola erat kaitannya dengan susunan bentuk dan persebaran
fenomena dalam suatu daerah di muka Bumi. Baik itu fenomena alam dengan
fenomena alam (pola aliran sungai, formasi batuan) maupun fenomena alam dengan
fenomena sosial (pola yang terbentuk pada pemukiman penduduk yang selalu
mengikuti alur sungai)
5.
Aglomerasi
Konsep aglomerasi adalah kecenderungan suatu fenomena untuk
mengelompok pada suatu wilayah. Pengelompokan tersebut terjadi berdasarkan
faktor kesamaan maupun faktor-faktor yang saling menguntungkan.
6.
Morfologi
Konsep morfologi menggambarkan perwujudan daratan yang nampak di
muka bumi sebagai hasil dari tenaga pembentuk muka bumi (endogen maupun
eksogen). Morfologi juga berkaitan dengan penggunaan lahan yang nampak di muka
bumi. Seperti pertanian terasering pada lahan miring.
7.
Nilai Kegunaan
Konsep nilai kegunaan merupakan konsep yang bersifat sangat
relatif. Dimana suatu fenomena di muka bumi akan memiliki arti, fungsi dan
mafaat yang berbeda untuk semua orang maupun untuk golongan-golongan tertentu.
8.
Interaksi Interdependensi
Interkasi dan interdependensi bermula dari suatu daerah memiliki
potensi yang berbeda dengan daerah lain. Kemudian terjadilah peristiwa saling
mempengaruhi atar daerah tersebut sehingga terjadi interaksi hingga rasa
ketergantungan akan daerah lain.
9.
Differensiasi Area
Maksud dari konsep differensiasi area adalah setiap wilayah terwujud dari berbagai fenomena baik
alam maupun kehidupan sosial, yang menjadikan wilayah tersebut mempunyai
karakteristik dan kekhasan yang akan membedakan wilayah tersebut dengan wilayah
lain
10.
Keterkaitan Keruangan
Keterkaitan keruangan adalah adanya keterkaitan antara sebaran
suatu fenomena dengan fenomena lain disuatu wilayah baik yang berkaitan dengan
alam, tumbuhan maupun kehidupan sosialnya.
Sumber:
Suharyono. 2006. Bunga Rampai Pemikiran Geografi dan Lingkungan Hidup dalam
Pendidikan dan Pengajaran. Unnes Press: Semarang)
B.
PENDEKATAN GEOGRAFI
1.
Pendekatan Keruangan (Spatial
Approach)
Analisis secara mendalam terhadap suatu ruang dimana ruang akan
menjadi variabel utama. Dalam menganalisis ruang dapat dilihat dari pola,
struktur, proses, interaksi, organisasi/sistem keruangan, asosiasi, komparasi,
kecenderungan dan sinergisme keruangan.
2.
Pendekatan Kelingkungan (Ecological
Approach)
Sebuah analisis mengenai peranan lingkungan terhadap pola kegiatan
manusia. Dalam hal ini adanya sebab akibat yang mendominasi dan difokuskan pada
suatu wilayah tertentu. Baik lingkungan yang akan mempengaruhi pola kegiatan
manusia maupun sebaliknya, kegiatan manusia yang akan mempengaruhi lingkungan
ataupun sebuah interaksi antara komponen-komponen lingkungan.
3.
Pendekatan Kewilayahan (Regional
Complex Approach)
Analisis lebih terperinci dengan membandingkan antara suatu wilayah
dengan wilayah lain dalam penekanannya pada keterkaitan antara unsur lingkungan
dengan kegiatan manusianya. Menurut Hadi Sabari Yunus, pendekatan kompleks
wilayah dimaksudkan adalah suatu wilayah yang ada dipermukaan bumi, didalamnya
terdiri dari berbagai sub wilayah yang berbeda antara satu wilayah dengan
wilayah lain. Sehingga antar wilayah tersebut terjalin keterkaitan yang dikenal
dengan wilayah sistem. Yang kemudian wilayah sistem saling berinteraksi dengan
wilayah sistem yang lain, keterkaitan antar wilayah sistem ini disebut sistem
wilayah
Sumber: Yunus,
HS. 2010. Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer. Pustaka Pelajar:
Yogyakarta
C.
PRINSIP GEOGRAFI
Prinsip geografi merupakan dasar dalam uraian, pengkajian dan
pengungkapan gejala, variabel, faktor dan masalah geografi (Nursid dalam
Waluya, 2007)
1.
Prinsip Deskripsi
Menjelaskan hasil pengkajian geografi terhadap gejala, fenomena
maupun fenomena yang ada dalam bentuk uraian, peta, grafik, tabel, citra maupun
bentuk lainnya.
2.
Prinsip Distribusi
Gejala, fenomena dan masalah geografi yang terjadi di muka bumi
sebarannya sangat bervariasi. Ada fenomena yang tersebar secara merata,
terdapat di beberapa wilayah tertentu ataupun tidak merata. Fenomena tersebut
tidak terjadi di semua wilayah yang dimaksudkan.
3.
Prinsip Interelasi
Hubungan antara fenomena-fenomena geografi saling timbal balik dan
berkaitan satu sama lain. Baik fenomena fisik dan fisik, fisik dan sosial
maupun sosial dan sosial.
4.
Prinsip Korologi
Gabungan dari ketiga prinsip geografi. Mengkaji sebuah fenomena
kaitannya dengan sebaran, interaksi dan interelasi dan faktor-faktor yang
memengaruhinya.
Sumber: Waluya, Bagja. 2009.Memahami Geografi SMA/Ma Untuk kelas X Semester 1 dan 2. BSE.
NB: saya memang mengambil ini dari buku BSE milik pak Bagja Waluya, tetapi disini sumber nya adalah dari pak Nursid Sumaatmadja dalam buku beliau (saya lupa judul bukunya,, soalnya dulu baca jaman kuliah dulu diperpustakaan..hehehe). Dan juga kenapa saya merujuk buku BSE ini, karena pak Bagja Waluya itu merupakan seorang dosen geografi UPI..
D.
ASPEK GEOGRAFI
Aspek geografi tidak akan pernah lepas dari objek material geografi
yakni ‘fenomena geosfer’. Dimana fenomena geosfer terdiri atas lima lapisan
diantaranya; litosfer, hidrosfer, biosfer, atmosfer dan antroposfer. Maka aspek
geosfer terdiri dari 2 yaitu:
1.
Aspek Fisik
Aspek fisik berkaitan dengan kondisi alami yang terjadi di
Bumi seperti fenomena-fenomena yang
terjadi di lapisan litosfer, atmosfer, biosfer dan hidrosfer. Seperti contoh
adanya gejala cuaca, pelangi, hujan, badai, petir dalam kajian atmosfer. Gempa bumi,
gunung meletus, pengikisan, pengendapan dalam
kajian litosfer dan fenomena lain yang terjadi secara alamiah.
2.
Aspek Sosial/ Non-Fisik
Sedangkan untuk aspek sosial maupun non fisik terkait dengan
aktivitas manusia di dalamnya, atau kjian antoposfera. Seperti: kependudukan,
politik, ekonomi, kemacetan, kemiskinan, kriminalitas, pariwisata dan kegiatan
manusia lainnya.
0 komentar