KIAT BERBAGI BAGI PARA PENDIDIK UNTUK BERKOMUNIKASI DENGAN PUBLIK BERSAMA CHARLES BONAR SIRAIT
September 16, 2020
Guru adalah seorang pembicara
untuk siswanya, setiap harinya guru dituntut untuk berbicara kepada siswa untuk
menyampaikan pesan-pesan dan materi. Akantetapi masih banyak guru yang belum
terbiasa atau terlatih dalam berbicara di depan public. Saya sebagai contohnya,
yah mungkin baru tahun 2011 saya bergabung dan bertekad untuk menjadi guru. Hingga
kini sesekali saya masih deg-degan dan ambyar ketika harus berbicara di kelas
atau ketika menjadi Pembina upacara misalnya.
Kuliah umumyang bertajuk “Kiat
Sukses Bagi Para Pendidik untuk Berkomunkasi dengan Publik” yang merupakan
serangkaian kuliah umum PembaTIK level 4: berbagi yang disampaikan oleh Charles Bonar Sirait, SE, MM sangat membrainstorming untuk lebih belajar public speaking untuk mengatasi semua
masalah terkait belajar di depan umum. Dibawakan oleh seorang Charles Bonar
Sirait yang tentu sudah tidak asing di penikmat televise Indonesia, pastinya
sangat menarik untuk diikuti.
Maka dari itu belajar public speaking adalah perlu dilakukan
untuk mengatasi kendala-kendala tersebut. Kuliah umum di hari kedua dari serangkaian
kuliah umum PembaTIK 2020 level 4 adalah materi tentang public speaking.
Tentang
Penyampaian Pesan
Kemampuan komunikasi public
dharus dipelajari untuk menjangkau orang lain diluar sana. Sebagai seorang
pendidik dituntu untuk memiliki kemampuan berkomunikasi. Dalam public speaking
kita mempelajari bagaimana cara pengiriman pesan, apa pesan yang akan
dikirimkan dan siapa penerima pesan. Dalam hal ini penerima pesan kita adlaah
peserta didik, dan pesan yang harus disampaikan adal pendidikan dan materi
pembelajaran. Lalu bagaimana cara pengiriman pesan?
Proses pengiriman pesan
inilah yang kadang masih terkendala oleh sebagian besar manusia, tak lepas
guru. Meskipun telah bertahun-tahun mengajar di depan kelas, akan tetapi saat
berhadapan dengan orang banyak dan orang-orang baru, rasa deg-degan dan grogi
wajar datang. Perlu sekali rasa tenang, agar proses penyampaian pesan tersebut
dapat tersampaikan dengan baik.
Sering kita jumpai dan
kita alami mungkin, beberapa siswa kita terkantuk-kantuk bahkan mungkin tertidur
saat di kelas. Hal ini dapat saja terjadi bukan hanya karena kesalahan siswa,
mungkin saja materi kita yang terlalu
berat dan membosankan dan cara mengajar kita (proses penyampaian pesan) itu lah
yang membuat siswa kita terkantuk-kantuk hingga tertidur.
Perlu sekali mencari cara
untuk mengembalikan focus peserta didik kita ke guru atau mungkin lebih
tepatnya ke materi yang sedang kita ajarkan. Apalagi siswa zaman sekarang
memiliki guru lain selain gurunya di sekolah, mereka memiliki google yang
selalu memiliki jawaban, mereka punya youtube yang bersedia menjelaskan. Cara mengembalikan
focus siswa kita adalah buat diri kita dan materi kita semenarik mungkin. Membangun
suasana kelas dalam belajar mengajar yang dinamis agar tak adalagi siswa yang
tertidur di kelas.
Personal
Branding
Ya, siswa generasi
sekarang memiliki penguasaan teknologi yang bahkan melebihi penguasaan
teknologi guru mereka. Sudah saatnya para guru mengupgrade diri untuk
setidaknya mampu mengetahui trend-trend yang sedang berlangsung. Peserta didik
kita akan tertarik focus nya jika kita menyampaikan materi ke hal-hal yang
mereka senangi.
Ada quotation yang cocok
sekali untuk ini di kuliah umum ini,
“Jika kamu tidak percaya
orang yang berbicara di depan, maka kamu tidak akan pernah percaya dengan pesan
yang dibawanya”
Dari kutipan itu kita
bisa menarik kesimpulan bahwa kita perlu membangun rasa percaya siswa tentang
diri kita (guru) agar apapun pesan yang kita sampaikan dapat dipercayai dan
tersampaikan dengan baik.
“Pesan akan lebih
bermakna jika yang menyampaikan pesan adalah orang yang berpengaruh”
“Memimpin pada dasarnya
adalah perkara mempengaruhi dan meyakinkan orang lain”
Guru adalah pemimpin
dikelas yang akan menyampaikan pesannya berupa pelajaran atau mengkoordinasikan
siswa nya untuk berdiskusi dan menggali informasi di kelas. Menyampaikan materi
yang kadang begitu berat dan membosankan bagi siswa, tapi jika siswa percaya
dan guru memiliki personal branding yang bagus, maka proses transfer ilmu akan
berjalan dengan baik. (ER)
0 komentar