MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING BERBASIS FITUR WAHANA JELAJAH ANGKASA UNTUK MATERI PENGINDERAAN JAUH YANG KATANYA SUSAH
Oktober 23, 2020
Selama ini,
saya dan mungkin guru-guru geografi alami adalah kebingungan membagi waktu
dengan kompetensi dasar yang ada di kelas X SMA. Ya seperti kita ketahui, bahwa
KD geografi di kelas X begitu banyak, yaitu 7 KD untuk kurikulum nasional, di
kurikulum daruratpun hanya satu KD yang dipangkas, yaitu KD mengengai
penelitian geografi. Dimasa pandemi ini, saat pembelajaran dilakukan secara
daring, membuat alokasi waktupun berkurang.
Meskipun
dari awal, kabupaten Lingga masuk kategori zona hijau, kami tetap melakukan
daring ketika masuk tahun ajaran baru. Akan tetapi karena dihari selasa dan
sabtu seringkali pembelajaran terhambat. Alasannya adalah sinyal yang lemah
bahkan seringkali hilang, karena pada saat itu aliran listrik di pulau Senayang
sengaja dipadamkan.
Karena
alasan itulah, sejak awal tahun pelajaran baru, setiap selasa dan sabtu peserta
didik dianjurkan ke sekolah guna pengumpulan tugas terstruktur atau tindak
lanjut akan pembelajaran daring dihari selanjutnya. Akan tetapi, karena tidak
terjadwal, beberapa peserta didik tidak ada yang datang untuk melengkapi tugas.
Akhirnya di awal bulan oktober, keputusan membuka tatap muka di hari selasa dan
sabtu pun diambil.
Setiap hari
selasa dan sabtu dibuat jadwal terstruktur kegiatan tatap muka. Dan ya,
geografi mendapatkan slot untuk tatap muka. Jadi dalam satu minggu ada dua kali
pertemuan, satu pertemuaan tatap maya dan satu pertemuaan tatap muka. Kondisi ini,
tanpa pikir panjang lagi sangat cocok menerapkan blended learning kan.
Blended
learning sendiri menurut Graham (2005) menyebut sebagai pembelajaran yang
mengkombinasikan antara pembelajaran online
(pembelajaran tatap maya) dengan face to
face (pembelajaran tatap muka). Dalam Blended learning sendiri memiliki 3
sintaks. Saya mengadopsi sintaks yang dikemukakan oleh Ramsay tahun 2001:
1. Seeking Information
Pencarian informasi dari
berbagai sumber belajar, baik secara online dari google, youtube, maupun blog
pembelajaran lain dan juga secara offline seperti buku-buku yang ada di
perpustakaan.
2. Acquisition Information
Proses pemahaman,
analisis suatu informasi yang telah didapatkan dengan melakukan telaah individu
maupun diskusi kelompok. Peserta didik juga bersiap untuk mempresentasikan
hasil diskusi dan pemikirannya.
3. Synthesizing of Knowledge
Tahap ini, peserta didik
merekonstruksi hasil analisis dan diskusi kelompok, dapat melalui sebuah
kesimpulan dari apa yang mereka dapatkan selama pembelajaran berlangsung.
Selama ini,
saya mencoba menerapkan sintaks ini di setiap pembelajaran di kelas. Misalnya
saat tahapan :
1. Seeking Information
Dihari pembelajaran
daring, saya memberikan sebuah video untuk diamati dan juga bahan ajar untuk
peserta didik amati. Video saya unggah di youtube, bahan ajar di unggah ke
aplikasi e-smansa senayang. Tapi setelah saya menggunakan kelas maya, saya
menggunakan kelas maya juga untuk share materi ajar, beberapa peserta didik
juga telah tergabung di dalam kelas tersebut. Peserta didik juga diberi
kebebasan untuk mengakses tambahan bacaan dari berbagai sumber, dari blog,
sumber belajar, bse, youtube maupun buku-buku yang ada di perpustakaan. Dan peserta
didik diberikan link wahana jelajah angkasa dari rumah belajar yang harus
mereka akses sebagai media ajar.
2. Acquisition information
Di tahap ini peserta
didik diminta menemukan rumah mereka di wahana jelajah angkasa rumah belajar.
Lalu menangkap layar telepon genggam mereka yang menampilkan lokasi rumah
mereka dari situs wahana jelajah angkasa. Untuk peserta didik yang mengalami
kesusahan akses internet, peserta didik diizinkan ke rumah guru untuk
menggunakan akses internet guru. Atau penyerahan tugas dilakukan saat
pembelajaran tatap muka.
3. Synthesizing of Knowledge
Di fase ini, peserta didik diminta
memaparkan tahapan dan alasan mereka dapat mengindentifikasi bahwa objek
tersebut adalah rumahnya. Proses pengenalan objek ini kita kenal dengan
interpretasi citra.
Dan,
tahapan ini dapat diulangi dari awal dari tahapan seeking information,
acquisition information sampai ke synthesizing of knowledge untuk materi
selanjutnya. Tahapan ini bisa sampai ke praktek sistem informasi geografi
hingga ke tahap pembuatan peta. Jadi dengan demikian kompetensi dasar 3.2 di
kelas X mata pelajaran geografi dapat diselesaikan dengan baik. Dan pengalaman
belajar peserta didik pun meningkat.
Dengan memanfaatkan
media ajar berbasis wahana jelajah angkasa rumah belajar, pembelajaran
penginderaan jauh semakin menarik dan hasil belajar pun meningkat. Pengalaman belajar
pun meningkat
#RUMAHBELAJAR #PusdatinKemendikbud #RumahBelajar #PembaTIKlevel4 #PembaTIK2020 #guruberbagi #gurupenggerak
0 komentar